Pages

Assalamualaikum... Selamat datang di duniaku, enjoy my blog

Kamis, 10 April 2014

Jalan-Jalan ke Bangkok, Thailand (Hari ke 6)

“La Korn”

Selasa, 19 Nopember 2014

Ini hari terakhir kami di Bangkok. Pagi-pagi aku sudah mencari nasi untuk breakfast terakhir. Sayang sekali bibi yang biasa jualan nasi tok dimuka pabrik tidak ada. Pasar kecil-kecilan di depan pabrik pun tidak ada hari ini. Untung kemarin aku sudah ditunjukkan oleh Sheryl dimana aku bisa beli nasi tok selain di gang ini, yaitu dipasar yang berada dua blok dari gang kami, yaitu di Sukhumvit 95. Aku menuju kesana dengan cara keluar masuk gang sempit, lumayan menguji mental blusukanku.. hihihi...


Sebenarnya aku sangat menyukai suasana pagi di sini, udaranya bersih dan sejuk. Pemandangan yang tidak biasa ku temukan didaerah tempat tinggalku di Banjarmasin. Setiap pagi disini banyak masyarakat yang duduk-duduk dikursi ditepi jalan, adapula yang berdiri didepan rumah ato toko para pedagang dipasar pun tak ketinggalan. Mereka menyiapkan makanan didalam wadah ato dikantong kresek. Mereka menunggu para monk yang setiap pagi “berkeliaran” untuk memberi mereka sedekah berupa macam-macam makanan yang mereka punya dan sekalian untuk didoakan. Sayangnya aku tidak berani terang terangan mengambil gambar mereka. Aku hanya memperhatikan dari jauh.



Foto yang kuambil di Pasar pagi Sukhumvit 95

Mereka sangat menghormati para Monk. Kursi di BTS, MRT dan City Line pun diprioritaskan untuk Monk, ibu hamil dan anak-anak.
Negara ini sangat kaya dengan budaya dan mereka benar-benar  menjaga budaya mereka. Salut buat mereka.

Selesai breakfast, kami bergegas menuju bandara Suvarnabhumi. Kali ini kami kembali melalui rute pertama kali datang. Dari BTS Bang Chak turun di BTS Asok, lanjut ke MRT Sukhumvit turun di MRT Petchaburi lanjut lagi naik City Line Makassan terakhir turun di City Line Suvharnabhumi.

Waktu keberangkatan City Line berbeda dengan BTS dan MRT. Di sini kami menunggu cukup lama. Sesekali tedengar suara dari bagian informasi yang mengatakan bahwa kereta akan datang setiap 15 menit sekali.
Suasana di Stasiun City Line Makassan

Didalam City Line arah ke Suvharnabhumi ini kami melihat pemandangan yang lain dari biasanya, yaitu daerah yang terus mengarah keluar kota. Bangunan-bangunan dibawahnya lebih didominasi bangunan perumahan yang tersusun rapi warna dan bentuknya. Berbeda dengan bangunan di kota yang didominasi oleh bangunan-bangunan pencakar langit yang sangat bervariasi bentuk dan modelnya.

Sampai di bandara mulai lagi petualangan, agak tegang sedikit,, hiiiiiy. Disini ada banyak loket yang ukurannya besar dan luas yang ditandai dengan huruf-huruf di banner petunjuk berwarna kuning. Cukup banyak hurufnya, aku sendiri lupa ada berapa huruf saking banyak dan panjangnya lorong itu. Aku dan Dwi berpencar untuk mencari loket cek in keberangkatan kami. Kami berpisah di bawah Huruf J. Dwi ke arah huruf yang lebih awal, sedang aku kearah huruf setelah huruf J. Tapi karena tak mau susah mencari, aku tinggal bertanya pada petugas di loket informasi. Dengan ramah dan sigap pak petugas menunjuk huruf B di papan abjad yang terdapat diatas mejanya.

Alhamdulillah sudah bisa menghemat waktu dengan cara ini. Bagiku, kemanapun kita pergi, asal masih punya inisiatif untuk senyum dan menyapa, insyaallah semua akan menjadi mudah.

Lagi-lagi air mineral yang kubawa harus diambil, sama seperti kejadian di Bandara Juanda. Kali ini Dwi juga dicegat karena perlengkapan mandinya tidak dimasukkan ke dalam kantong. Dengan santai si mbak-mbak petugas membawa tas Dwi dan mebongkar isinya, mengambil perlengkapan mandi dan memasukkan semuanya ke kantong plastik setelah itu baru mempersilakan Dwi melanjutkan ke bagian berikutnya. Di bagian imigrasi semua berjalan lancar. Hanya saja jauh sekali perjalanan kami menuju ruang tunggu yaitu di terminal A2. Nah disana terkumpulah para penumpang yang akan berangkat ke Indonesia dengan pesawat yang sama.


 

Aku yang masih trauma naik pesawat hanya berusaha tidur dan tidur. Walo ada beberapa kali goncangan yang menyebabkan kami harus menggunakan sabuk pengaman, namun aku tetap berusaha tenang. J

Kami pulang lewat Jakarta dan menginap dua malam disana karena ingin mampir dulu di Istiqlal, Monas dan beli oleh-oleh di Tanah Abang.

Over all, this is a very-very nice advanture in my life. Hope next time i can do it again but in others country.

See u in my next trip na...

La korn Krungteph, chan mak kidtteung khun na...







0 komentar :