Pages

Assalamualaikum... Selamat datang di duniaku, enjoy my blog
Tampilkan postingan dengan label My World. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My World. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Januari 2015

JJ Denpasar part 4

Jam 5 subuh aku bangun untuk sholat subuh. Ku lihat Sarah dan Tara masih rapi tertutup selimut. Selesai sholat, ku lanjutkan ritual tidurku. Suasana pagi yang mendung dan dingin membuatku betah dalam selimut.

Sekitar jam 8 pagi aku kembali terbangun dan tersadar bahwa aku sedang berada di Bali, lebih-lebih ini adalah hari terakhirku. Aku harus bangun dan pergi jalan-jalan, lagian istirahatku pun sudah cukup.

Aku teringat ketika Mei yang lalu aku bersama tiga orang teman tiba di Bandara Changi pukul 00.25 waktu Singapore dan kami harus menempuh waktu setengah  jam perjalanan menuju hostel. Sampai di hostel pun kami harus berbenah sampai waktu menunjukkan pukul setengah 3 dini hari. Ketika bangun pagi harinya, kami tidak bisa bermalas-malasan. Kami saling mengingatkan bahwa kami sedang berada di Singapore dan rugi besar jika datang jauh-jauh ke Sg hanya untuk tidur.
Itulah awal ceritaku di Singapore, mana ceritamu? J

Menyadari itu, aku segera ke kamar mandi, dandan dan jalan lagi. Kali ini tujuanku masih sama, yaitu Pura Taman Ayun di Menguwi. Bu Nen lah yang mengusulkan untuk pergi kesana. Tadinya aku mau pergi ke Pura Besakih, tapi Bu Nen setengah melarang karena lokasinya yang lumayan jauh.

Males bertanya seperti hari-hari kemarin, ku gunakan GPS seperti saran Bu Nen (lagi). Kurang lebih 1 jam perjalanan, akhirnya sampailah aku di Pura Taman Ayun Menguwi.

Setelah memarkir motor, kuikuti arak-arakan orang berjalan. Beberapa meter dari gerbang aku harus mampir di loket untuk membeli tiket masuk. Nah disinilah aku mulai teringat, sepertinya aku sudah pernah antri seperti ini. Masuk ke dalam aku teringat lagi suasana-suasana lain. Naik ke atas, melihat pohon bambu dan sungai di bawahnya, aku makin yakin bahwa aku memang sudah pernah kesana. Tak apalah, hitung-hitung reunian sama bangunan dan pohon-pohon disini.
Pura Taman Ayun
Kedatanganku 4 tahun yang lalu kesini adalah full untuk jalan-jalan. 3 hari di Lombok dan 2 hari di Bali. Karena malam itu ada masalah pada pesawat yang aku tumpangi, sehingga aku harus merelakan 1 malamku di Surabaya. Di Lombok pun tidak sesuai rencana karena jadwalku terganggu dengan masalah penerbangan tadi.

Tidak ingin repot, di Bali aku hanya menyewa taxi untuk mengantar ke tempat-tempat tujuan wisata. Pak supir membawaku ke Tanah Lot, Bedugul, Joger dan satu tempat lain yang aku tidak tahu namanya. Seingatku, tempat itu berdekatan dengan beberapa kantor. Nah sekarang aku baru tahu bahwa tempat itu bernama Pura Taman Ayun yang terletak di Menguwi.
Foto-foto alone deh :(
Hari itu, sepertinya Mila sedang patah hari dan butuh teman untuk curhat. Dia meneleponku dan menceritakan kisah sedihnya di hari sabtu.
Dari kisah itu, aku menyadari bahwa aku harus bersyukur bisa jalan-jalan, sendirian lagi dan tak perlu repot mengurus orang lain. Tapi tetap saja, seberat apapun mengatur teman, seseram apapun penginapan, sesusah apapun mencari makanan halal, sesedih apapun ingin sholat dan sejauh apapun ketika nyasar, kayaknya tetap lebih tenang jika ada teman walo hanya seorang.
Motor pinjaman, haha..
Disaat-saat seperti ini, aku jadi merindukan teman-temanku yang ribut, bawel, cerewet bertanya dan minta ini itu. Tapi itulah seninya jalan-jalan bareng teman, bisa berbagi duka dan suka bersama.
Hari sudah siang, kuputuskan untuk kembali dan tidur siang saja dikamar. Haha.. inilah kebiasaan yang susah untuk ku buang. Meskipun sedang jalan-jalan, tetap ku sempatkan untuk tidur siang meskipun hari sudah sore :D.

Jam 12 siang aku sudah berada di Jl. Cokroaminoto, seingatku disini ada mesjid yang lumayan besar dan pastinya jika ada mesjid, maka akan ada pula tempat makan halal. Benar saja, sebelum sampai mesjid, aku melihat tulisan “Warung Barokah” dengan lambang halalnya. Kuparkir motorku, mepet persis di pinggir jalan. Menu yang kupilih adalah rawon dan es teh manis. Pas banget dinikmati saat cuaca panas dan gerah seperti ini.
Warung Barokah
Nasi rawon dan es teh pun alhamdulillah habis ku lahap. Perjalanan berlanjut menyisir pinggiran menuju mesjid yang berada hanya beberapa ratus meter dari warung Barokah.

Setelah memarkir motor, telingaku menangkap suara riuh. Ternyata suara itu berasal dari arak-arakan di jalan raya. Ku tanya mbak-mbak yang baru keluar dari mesjid. Si mbak-mbak bilang kalo itu adalah arak-arakn untuk upacara Ngaben. Aku langsung mengambil beberapa gambar sambil terus berjalan mendekat. Sebenarnya pengen banget untuk menyeberang agar dapat menyaksikan dari dekat, tapi pakaianku melarangnya. Akan sangat kontras jika aku mendekati upacara itu. Si ibu yang berdiri disampingku mengatakan bahwa tidak apa-apa jika aku ingin ikut masuk dan menyaksikan langsung. Tapi kembali lagi, aku merasa sangat berbeda dan para Pecalang yang mondar mandir di gerbang kuburan membuatku mengurungkan niat.
Ngaben
Dengan berat hati kumatikan kamera dan balik arah menuju mesjid. Air wudhu yang dingin seketika meluruhkan kepenatanku, rasanya ademmmm..
Akibat keseringan jalan sendalku sampai jebol :D
Usai sholat kuputuskan untuk ke rumah Mas Kresna mengembalikan motor yang sudah 2 hari ini ku sewa. Tapi sebelumnya aku mampir dulu di lapangan puputan hanya untuk sekedar bersantai.

Hari itu jalanan sekitar pusat kota sangat ramai dan macet dipenuhi mereka yang berpakaian adat khas Bali. Kulihat di sebuah rumah, para laki-laki berkumpul membuat sesuatu yang terbuat dari daun kelapa gading berwarna kuning. Entah apalah namanya.

Satu hal yang tidak kusukai dari Denpasar adalah jalannya yang kebanyakan satu arah. Aku benar-benar bingung dan kesal dibuatnya. Seingatku, ada dua kali aku mengelilingi jalan yang sama dikarenakan jalan satu arah ini. Jalan yang seharusnya lurus akan berbelok jika sedang ada ritual sembahyang, ini membuatku pusing untuk mencari jalan untuk kembali ke jalur awal. Andai itu jalan yang lancar, mungkin akan sedikit menghemat waktuku dan tidak perlu berpanas-panas ria serta berdebu.

Dengan susah payah dan masih mengandalkan GPS, tibalah aku di Kantor Pajak Pratama Badung. Rumah Mas Kresna berada persis diseberang kantor ini. Kepada Mas Kresna, ku serahkan motor, kunci, STNK serta sejumlah uang kekurangan sewa.

Aku diantar pulang oleh Pak Jamali, ojek langganan Mas Kresna. Sampai kamar aku bersih-bersih, sholat, lalu tidur. Kedua teman Kanada ku sedang tidak ada. Bangun tidur aku segera mandi. Keluar dari kamar mandi, betapa terkejutnya aku menyaksikan pemandangan dihadapanku.

Jujur, sampai kali ke dua pergi ke Bali, aku tidak pernah berpikir akan pergi ke pantai apalagi hanya untuk menyaksikan bule-bule berjemur dengan pakaian yang sangat minim. Nah kali ini aku sedang berada dikamar, bukan dipantai, tapi pakaian Sarah dan Tara membuatku seperti sedang berada di pantai. Ku lihat Sarah sedang duduk dikursi dengan hanya memakai bikini. Tara pun tidak jauh berbeda, hanya saja dia sedang duduk di bednya dan sedikit tertutup oleh selimut.

Mereka menyapaku ramah. Ku atur ekspresiku senormal mungkin. Ku pikir mereka pasti mengira aku sudah biasa dengan keadaan seperti ini. Kami mengobrol sedikit tentang pengalaman hari itu. Mereka bercerita tadi pergi ke pantai untuk berjemur sampai kulit mereka terbakar dan kemerah-merahan. Aku bercerita tentang Pura Taman Ayun yang siang itu aku kunjungi.  Kubilang juga bahwa aku akan bersiap pergi lagi malam itu dan merekapun pamit untuk makan malam di bawah.

Rabu, 31 Desember 2014

Edisi Catatan Akhir Tahun

Hari ini bukan hari jum’at, hari dimana aku biasa memposting cerita-ceritaku.
Hari ini hari yang beda, karena hari ini adalah hari dipenghujung tahun 2014. Itu artinya, besok sudah hari pertama di tahun yang baru. Bukan bermaksud merayakan pergantian tahun, tapi karena ini adalah hari terakhir di tahun 2014, maka aku ingin mengevaluasi apa saja yang sudah aku jalani di tahun ini.

Tahun 2014 adalah tahun yang sangat bersahabat denganku. Aku lalui tahun ini dengan tenang, aman dan nyaman.

Dari bidang pekerjaan alhamdulillah aku tidak menemui hambatan ato masalah yang berarti. Sebaliknya, aku seperti dimudahkan, dilancarkan dan dibukakan jalan untuk menyelesaikan setiap tugas yang diamanahkan kepadaku.

Diakhir tahun pun alhamdulillah lancar terkendali. Finalnya sekitar pukul 11.30 pagi tadi, aku menutup buku keuangan kantor. Beda banget dengan 2 tahun sebelumnya yang penuh intrik, konflik dan air mata, hahaha.. yang pasti, itu bukan hasil karyaku #Colekygmerasa J.
Inilah tampilan layar laptop yang selalu ditunggu-tunggu setiap Bendahara :-)
Aku mendapatkan teman-teman baru yang luar biasa, keuangan tertata rapi, pelaporan selalu tepat waktu, pembangunan fisik alhamdulillah lancar, walo sempat ku tegur karena aku tidak bisa mengatur waktu jika pekerjaan datang mendadak.

Dalam hubungannya dengan pekerjaanku, hanya ada 2-3 teman yang masih susah untuk diatur, karena tidak ada rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan sehingga tidak mau belajar. Dan untuk orang seperti ini, kuperhatikan dari tahun ke tahun, tidak ada kemajuan. Kami selalu membantu dan memotivasi, tapi memang orangnya yang tidak memiliki kemauan, ya sudahlah..

Diawal tahun 2014 juga aku memiliki bisnis baru yang kadang-kadang menyita waktu dan pikiranku, tapi lumayan dapat menjadi selingan ditengah-tengah pekerjaan kantor yang padat.

Di bidang keuangan, alhamdulillah lumayan. Walo penghasilanku tetap dan tak seberapa menurut ukuran teman-teman, tapi aku tak pernah mempermasalahkan hal itu. Aku selalu bersyukur terhadap apa yang aku dapat karena itu hasil jerih payahku dalam bekerja dan itu halal. Jadi tolong dicatet ya, tidak boleh ada yang iri. Aku bersyukur seberapapun yang aku terima dan itu selalu membuatku merasa berlimpah.

Di bidang asmara, mungkin aku belum beruntung. Pdkt dengan beberapa orang baru tak membuahkan hasil L. Ada satu yang aku bersemangat banget, tapi ketika dia mulai serius, akunya malah mundur. Kak Aulia juga sampai bingung dengan perubahan sikapku. Ada lagi satu yang jalannya santai, tapi kemajuannya juga santai dan sampai hari ini, kabarnya pun juga santai, haha..
Yang lain? Hanya keluar masuk dalam pembicaraan kami dirumah.

Sepertinya aku sudah mulai trauma untuk dekat dengan cowok, apa sebaiknya aku pindah haluan untuk coba dekat dengan cewek? Lohh..??? J.

Di bidang kesehatan, alhamdulillah aku sehat, sehat dan sehat. Keluarga? Juga alhamdulillah sehat, sehat dan sehat J.
Hubungan dengan keluarga dan teman pun, alhamdulillah baik, baik dan aman.

Sedangkan hal-hal yang spesial di tahun ini adalah ketika aku bersama tiga orang teman jalan-jalan ke Singapore dan Kuala Lumpur. Perjalanan ini amazing banget karena kami benar-benar bisa aku sebut sebagai backpacker sungguhan. Kami berempat hanya memakai ransel dan sebuah tas kecil. Tidur di hostel, terminal dan pelataran masjid. Hanya membawa beberapa potong pakaian yang diselang seling. Habis dipake seharian semalaman, basah karena keringat tapi besok-besok dipake lagi tanpa dicuci, hiiiy..

Kami juga menyadari betapa berharganya bisa sholat ditempat yang semestinya. Dalam perjalanan itu, kami sempat merasakan bagaimana sholat ditempat-tempat yang tidak biasa seperti di lorong yang sunyi di dekat toilet dan di dalam bis.

Kalo urusan makan, sudahlah, pinter-pinter kita aja mengatur asal tetap punya tenaga untuk melanjutkan petualangan.

Aku juga sempat kehilangan tiket MRT dan terancam bayar denda di negara 1001 larangan tersebut. Kami juga nyaris tidur di bawah Supertrees, tapi gagal karena terganggu oleh petugas yang mondar-mandir.

Perjalanan Sg-KL itu benar-benar menguji mental. Tidak pernah aku merasakan secapek itu, tapi dalam keadaan capek pun kami tetap harus jalan dan anehnya semangat kami tidak mudah dikalahkan.

Sekarang aku jadi bisa lebih enjoy diperjalanan-perjalanan selanjutnya yang ujiannya tidak seberat ketika perjalan awal mei tersebut.

Aku juga mendapatkan surprize di akhir tahun, yaitu bertemu dengan teman yang sebelumnya hanya kenal dan berkomunikasi di dunia maya. Dia tinggal di Denpasar dan kebetulan aku ditunjuk menggantikan bosku mengikuti sebuah diklat di Bali.

Sebelumnya aku juga sudah berencana bertemu dengan teman yang tinggal di Jakarta, namun sayang, pertemuan itu gagal karena aku tidak mood. Padahal kami sudah berada ditempat yang sama. Ga apa lah, kan di Jakarta juga, Insyaallah tahun depan bisa bertemu. Karena untuk Jakarta, hampir bisa dipastikan dalam setahun aku akan ada mampir kesana.

Well.. secara keseluruhan, tahun 2014 adalah tahun yang aman dan menyenangkan bagiku. Semua lancar kecuali di satu hal itu tadi, hehe..


Harapanku di tahun depan, semoga kelancaran serta kemudahan masih dan selalu menyertai setiap langkahku dan apa yang belum tercapai di tahun ini, tahun depan akan aku dapatkan. Aamiin J

Jumat, 26 Desember 2014

JJ Denpasar part 3

Subuh Jum’at sebagian besar teman sudah berangkat ke bandara. Hanya tinggal beberapa orang dan aku yang sengaja menambah waktu untuk jalan-jalan sendirian. Rencana awal memang aku akan jalan-jalan sendiri, tapi dihari pertama bertemu, Bu Nen janji mengajakku ke tempat kerjanya dan desa adat Penglipuran yang katanya sangat dekat dengan kantornya.

Sayangnya, ternyata itu hanya rencana karena kamis sore Bu Nen mengabariku bahwa dia harus mengisi acara di Polda, yah.., tinggallah aku sendiri berkeliling Denpasar sampai tanpa sengaja aku berkenalan dengan Mas Saiful, orang yang katanya tiap hari kirim sms ke Bu Nen, hahaha.. kok bisa?

Ya iyalah, karena waktu kenalan sama Mas Saiful, aku memberikan nope Bu Nen yang kuakui sebagai nope ku. Maap ya Bu Nen, maa……b pake “b”, hehe…
Btw, apa kabar Mas Saiful sekarang Bu Nen, masih smsan kah?, bikin envy aja L

Bali sudah memasuki musim hujan ketika aku disana. Hari itu pun aku jjl sendiri sambil hujan-hujanan.
Bu Nen mengusulkan aku untuk pergi ke Pura Taman Ayun di Menguwi. Tapi karena hujan dan membuatku harus beberapa kali berteduh sampai aku bosan, akhirnya kuputuskan untuk pulang. Waktu berteduh saat hujan itulah aku berkenalan dengan Mas Saiful, he. Sebenarnya ga kenalan kok, cuma saling menyapa aja sesama orang yang numpang berteduh di pinggiran toko.

Oia, sejak pagi jum’at aku sudah pindah penginapan ke Hostel World yang terletak di Jl. Imam Bonjol yang ternyata sejalur dan dekat dengan Monang Maning serta Legian.
Foto di sekitar daerah toko temanku
Hostel ini sudah kubooking sebelum keberangkatanku ke Bali. Pilihan kujatuhkan ke hostel ini karena rate dan testimoninya bagus. Sejak setahun yang lalu aku memang pengen banget nyoba tidur di hostel yang teman sekamarnya campur-campur. Cuma pengen tau aja sehingga nanti bisa diceritakan kepada teman-teman sebagai bekal jalan-jalan selanjutnya.

Tiba pertama kali di Hostel World, oh no, rasanya nyesek dan pengen nangis. Bule-bule berjejer nongkrong di depan pintu, 2 anjing berkeliaran di lobby dan 2 resepsionis yang berpakaian cukup terbuka menurutku. Kagetnya lagi ketika si mbak-mbak resepsionis bilang bahwa aku mau di mix. Oh tidak, mending aku pindah hotel deh.

Dalam kebingungan aku curhat sama Bu Nen. Bu Nen malah bilang bahwa bagus kalo penginapan isinya bule semua, karena mereka kesini fokusnya hanya untuk liburan dan sekarang Bali aman, jamin Bu Nen. Selain itu, Bu Nen juga ngomong, kalo terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, aku tinggal menelponnya dan dia akan datang menjemputku untuk tidur dirumahnya. Kalimat Bu Nen cukup menenangkan dan membuatku lega.
tempat tidurnya cukup nyaman
Siang itu aku bisa tidur dengan tenang, nyaman dan aman.

Kamarku yang baru
Bangun tidur aku langsung mandi, sholat trus dandan. Jam 5 lewat Bu Nen datang. Sebelum pergi, Bu Nen menyempatkan naik ke atas untuk melihat kamarku yang baru. Benar-benar teman yang care dan bertanggung jawab ya. Seneng bisa bertemu, ditemenin dan dijaga Bu Nen selama disini.
Dikamar seluas ini, aku hanya sendirian
Malam itu kami tidak jalan-jalan ke tempat-tempat wisata kayak kemarin. Karena hujan dan udara dingin, aku ngajakin Bu Nen untuk nonton dan untungnya Bu Nen mau. Aku bener-bener lagi malas dan capek keluyuran, mending duduk santai di bioskop.

Kami memilih film yang tayang pukul 06.30 sore. Jadi ga seberapa lama nunggu kamipun bisa masuk dan bersantai.
Ada yang sudah nonton film ini?
Di posternya sih kelihatan seru banget ni film dan kalo ga paham diawal nonton juga wajar. Tapi film ini lain, walopun sudah lama duduk dan nonton dengan serius, aku ga nemu-nemu juga tuh dimana serunya ni film. Ternyata Bu Nen juga sama, kami hanya tertawa entah menertawakan filmnya yang aneh ato kami yang ga bisa menemukan letak eksotisnya film ini.

Asli, aku ngantuk kalo nonton film beginian. Teman-teman kuliahku sudah ngerti masalah ini, makanya mereka akan pilih film yang universal, tentang petualangan mungkin, film animasi ato film horror sekalian.

Kalo pilih film bertema cinta, mereka yang ngantuk, hahaha..
Jadi ingat kejadian sekitar 3 tahun yang lalu. Aku dan teman-teman mau nonton tapi mereka pada jaim. Btw, ini bukan teman-teman biasa nongkrong ya, kali ini ceritanya beda. Ada yang ingin dipertemukan dan dijodoh-jodohin ceritanya. Nah karena sama-sama jaim, akhirnya aku yang maju untuk pilih film, habisnya pas ditanya, semua jawab terserah. Pas aku pilh film itu, mereka yang ribut dan ketawa-ketawa sambil nonton.

Dilain waktu, karena aku dari golongan minoritas yang suka film romantis, kali itu aku ngalah untuk nonton film action. Alhasil aku yang manyun karena ga ngerti dan malah ngantuk. Karena itulah sekarang beberapa hari sebelum nonton, kami rundingkan dulu film apa. Kami baca sinopsis sama-sama supaya ga ada yang terzolimi, he..

Kembali ke Denpasar Cineplex. Setelah sekian lama, akhirnya selesai juga film yang dengan susah payah aku tunggu tulisan “THE END” nya. Endingnya juga ga jelas.

Kami melanjutkan acara malam itu dengan mencari makanan yang panas-panas. Aku mau makan soto/sop yang berkuah dan hangat. Bu Nen mengajakku ke tempat makan yang semuanya ada. Ternyata aku sudah sering melewati tempat itu dan aku beberapa kali tersesat di jalan itu. Yang ku ingat hanyalah tugu di perempatan jalan bertuliskan Gadjah Mada.

Hujan gerimis malam itu melengkapi perjalanan kami di sepanjang Jalan Imam Bonjol dan tanpa diduga sebelumnya tiba-tiba hujan deras sudah menghadang di depan. Bu Nen menghentikan motornya dan memintaku untuk berteduh di teras sebuah toko tas. Bu Nen mengeluarkan jas hujan, memakainya dan meminta pendapatku untuk melanjutkan perjalanan kalo berbasah-basah ria. Aku sih setuju banget karena biar basah juga, yang dituju kan tempat tinggal, kamar. Jadi setelah bersih-bersih aku bisa langsung tidur, daripada harus berteduh dipinggiran teras sambil nunggu hujan yang tidak jelas kapan redanya. Buang-buang waktu dan tenaga kan?

Dalam keadaan seperti ini, jarak yang dekat terasa lebih jauh. Aku kasian sama Bu Nen, sudah seharian kerja masih harus ngajak aku jalan dan harus menembus hujan deras lagi-lagi untuk mengantarku pulang. Maaf ya Bu Nen jika keberadaanku sangat merepotkanmu.. L.


Tiba dikamar sudah ada 2 penghuni lain disana. Mereka sedang sibuk menulis diary. Kuperkenalkan nama dan asalku. Mereka berdua dari Kanada namanya Sarah dan Tara, datang kesini untuk berlibur. Ini adalah pertama kalinya mereka ke Bali, juga Indonesia. Tak lupa aku meminta ijin pada mereka untuk sholat disitu, dilantai persis disebelah tempat tidur mereka. Untungnya mereka tenang, ga ribut. Selesai sholat, kulihat mereka berdua sudah tertidur dan giliranku juga untuk beristirahat. fan dee na kha :)

Kamis, 18 Desember 2014

JJ Denpasar part 2

Hari ke 3 diklat tidak diisi dengan belajar. Khusus hari ini semua peserta dimanjakan dengan jalan-jalan dan shopping dengan rute Pasar Seni Sukawati, Joger, Krisna, Pura Uluwatu, GWK dan ditutup dengan dinner di Jimbaran.

Di pasar Sukawati aku menemani seorang teman untuk mencari oleh-oleh. Aku sendiri malas jika bepergian harus mikirin oleh-oleh, menuh-menuhin koper, berat plus ribet, dan malu juga kebanyakan tentengan. Hihi..
bersama belanjaan masing-masing :D

1 jam keliling Sukawati, perjalanan lanjut ke Joger, temanya masih sama, belanja :D.

Disini aku beli beberapa potong baju titipan teman sekantor. Nah kalo dititipin, mau ga mau, hukumnya sunat mendekati wajib. Tapi yang nitip juga kira-kira dong ya, yang dititipin aja ga belanja, masa repot-repot nambah bawaan yang ternyata cuma titipan? Belum lagi bingungnya pas nyari ato milih-milih, selera orang kan beda-beda.

Dari Joger kami menyebrang jalan untuk makan siang di Wong Solo, katanya ini restoran teraman karena yang punya dan semua karyawan wajib muslim. Selesai makan kami melaksanakan sholat zuhur dan ashar jamak qasar berjamaah. Alhamdulillah lega, dan perjalanan pun berlanjut menuju Krisna. Bagi yang oleh-olehnya belum lengkap, bisa mencarinya disini.

Dari Krisna, perjalanan kami menuju makin ke selatan, yaitu ke Pura Uluwatu. Sebenarnya aku sudah lumayan capek, tapi karena sudah sampai, tanggung juga jika tidak ikut turun dan menikmati suasana di pura seindah ini. Sebelum masuk, setiap pengunjung lokal maupun internasional wajib mengenakan selendang yang sudah disediakan di pintu masuk. Banyak turis asing juga datang kesini. Kami segera berbaur dan berlomba mengabadikan moment perjalanan kami disini.
Ada Bu  Irma tuh di belakang
Aku, Bu Ramlah dan Bu Raida bergantian saling memoto. Terkadang juga ku gunakan timer agar bisa berfoto bersama. Memang canggih dan membantu banget kameraku ini. Pertama kali kupakai ketika aku pergi ke Bangkok tahun lalu. Banyak sudah hasil jepretaannya yang menjadi koleksi di folder fotoku. Komen positif pun sudah sering kudengar dari mereka yang melihat ato membantu mengambilkan foto. Kecil, mungil, simple namun sangat berguna. Kalo orang Malaysia bilang “comel”, dan sepertinya kamera ini sudah jadi bawaan wajib ke dua ku setelah hp.
Boleh lah ya :)
Di Uluwatu banyak monyet-monyet yang menjadi tontonan bagi turis-turis asing. Mereka bergerombol menyaksikan monyet-monyet yang sedang makan maupun bercengkrama. Aku berkeliling saja mencari pemandangan lain untuk dilihat daripada hanya sekedar melihat monyet, di Pulau Kembang juga banyak kok yang kayak gitu, wkwkwkkk…

Ketika teman-teman mulai berjalan menuju pintu keluar, akupun segera mengikuti. Kami bersiap melanjutkan perjalanan menuju GWK.

GWK yang merupakan kepanjangan dari Garuda Wisnu Kencana adalah sebuah patung besar yang berada di atas gunung kapur, terbuat dari gunung kapur yang dipangkas dan dipahat membentuk patung burung Garuda dan patung Dewa Wisnu yang sedang naik diatasnya.
Ini baru patung Dewa Wisnunya
Area ini sangat luas, patungnya pun berukuran sangat besar. Saat ini patung GWK yang direncanakan belum selesai pengerjaannya. Antara patung Dewa Wisnu dan patung Garuda masih terpisah jauh. Entah bagaimana caranya nanti untuk memindahkan patung Dewa Wisnu yang super besar itu ke atas patung burung Garuda. Yang pasti jika sudah selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar didunia dan mengalahkan patung Liberty.
Foto bareng di depan patung Burung Garuda
Sampai disini belum selesai perjalanan kami, masih ada satu tujuan lagi, yaitu Jimbaran. Horeee.. menuju destinasi terakhir.

Waktu menunjukkan pukul 6 kurang ketika bus kami berhenti di sebuah rumah makan. Kami masuk, melewati jejeran meja dan kursi, terus berjalan menuju pinggir pantai yang sudah mulai ramai dengan pengunjung. Kami segera duduk 
di tempat yang sudah disediakan, berfoto-foto sambil memandangi mereka yang bermain air dipinggir pantai dengan background sunset yang indah. Beginilah suasana di Bali kalo magrib tiba, tidak ada yang berubah. Orang-orang tetap cuek main dan jalan-jalan.
Suasana Jimbaran sore hari
Ngikut gaya Bu Irma nih

Usai makan, badan sudah sangat lelah, mata mulai mengantuk. Untunglah ini destinasi terakhir, waktunya untuk pulang dan istirahat.
Udah malem
Sampai hotel, bukannya langsung tidur seperti harapanku, aku malah membuka laptop untuk mengerjakan tugas yang akan dipersentasikan besok, plus nangis-nangis bombay nontonin video dari Bu Nen. Bu Irma aja sampai bingung :D.

+++

Hari terakhir diklat diisi dengan persentasi dan diskusi. Kelompok pertama maju dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Jujur aku merasa bingung dengan hasil persentasinya. Kok beda dengan apa yang aku tangkap selama beberapa hari ini? Pas waktunya diskusi, benar saja, ternyata tidak hanya aku seorang yang merasakan itu. Anggota kelompok lain pun sama.

Akhirnya dari pagi sampai siang kami hanya membahas hasil kerja 1 kelompok tanpa ada waktu untuk membahas hasil kerja kelompok lain. Untungnya pak narasumber memberikan no hp dan alamat emailnya agar kami tetap bisa berkonsultasi jika nanti mendapat kesulitan setelah pulang ke Tanah Laut.

Ditengah-tengah diskusi, ibu-ibu sudah membahas jadwal sore dan malam harinya. Sedang aku dan beberapa teman lain memutuskan menyewa motor untuk jalan-jalan ke objek wisata terdekat.

Karena masih ada oleh-oleh yang kurang, sore itu bu Ramlah mengajakku untuk pergi lagi ke Krisna. Malamnya kami jalan ke Legian, liat bu le dan pak le keluyuran. Jujur aku merasa tidak tenang berada disini. Aku merasa salah tempat. Tidak sepatutnya aku berada disini. Ingin sekali segera pulang, namun teman-teman masih betah nongkrong dan berfoto-foto di depan Monumen Bom Bali.
Maksa banget fotonya, hahaha..
Ketika ada teman yang pulang, kamipun ikut pulang. Biar lambat asal selamat, itulah semboyan kami malam itu disaat gerimis menemani perjalanan pulang kami ke hotel.

Kamis, 30 Oktober 2014

Backpacker ke Singapore dan Kuala Lumpur hari ke 4

Senin,  12 Mei 2014
"Melaka, I'm coming"

Hari ini kami bangun benar-benar pagi karena tidak ingin melewatkan kesempatan sebagai salah satu dari 60 orang yang akan naik ke Menara Petronas. Dari buku yang aku baca, setiap hari hanya ada 60 orang yang beruntung untuk naik ke Petronas secara gratis. Jadi mumpung sedang berada di KL, kesempatan yang satu ini tidak boleh dilewatkan.

Pukul 7.30 kami sudah keluar dari hotel menuju KLCC. Setiba di Suria KLCC kami berputar-putar mencari tempat masuk untuk naik ke atas. Ternyata tempatnya tidak jauh, dari pintu masuk utama langsung ambil kekiri, dari sana tinggal ikuti saja petunjuk yang ada.
Sudah banyak juga turis yang mengantri
Kami ikut ambil bagian untuk mengantri, sudah lumayan banyak turis-turis yang mengantri. Ketika melihat disekeliling, mataku tertuju pada tulisan didinding, yaitu daftar harga tiket. Segera ku tanyakan pada petugas yang ada disana, ternyata benar, sejak 2012 dikenakan biaya untuk naik ke atas. Kalo aku tidak salah ingat, untuk harga tiket dewasa dikenakan 80 MYR, cukup mahal kan? Lebih mahal dari harga tiket bus untuk kembali ke Singapura sehingga kami putuskan untuk tidak jadi naik.

Untuk mengisi waktu yang masih ada, aku ajak teman-teman menuju taman belakang Suria KLCC.

Wow ternyata taman belakang ini cukup luas juga. Ada jogging track, kolam air mancur hias, beberapa kursi dan jembatan kecil. Kami yang mau save tenaga, tidak terlalu tertarik untuk mengelilinginya sehingga kami hanya bersantai dipinggiran kolam.

Action ka Tuti..

kok pada ketawa sih..
Ini baru sukses
Pukul 09.30 kami lanjut ke TBS. Sampai di TBS pas banget bus yang akan membawa kami ke Melaka berada diantrian berikutnya. Sedikit saja kami terlambat, terpaksa harus membeli tiket untuk keberangkatan selanjutnya yang entah masih ada atau tidak, mengingat kami juga kemarin malam kehabisan tiket kereta menuju Singapur untuk keberangkatan hari itu.

Busnya sangat nyaman, aku suka. Lucunya aku dan kak Aulia sempat menjemur beberapa potong pakaian yang masih basah yang kuletakkan dipangkuanku.
Enjoy this journey

Cepet kering yaa..
Perjalanan dari TBS ke Melaka melalui jalanan yang dihiasi pohon dikanan kiri. Sayangnya aku tidak terlalu memperhatikan keluar saat di dalam bus. Perjalanan yang memakan waktu hampir 3 jam itu kami habiskan untuk tidur, mengingat kami memang kurang tidur beberapa hari ini.

Setiba di Melaka Sentral kami menuju tempat penjualan tiket ke Singapore. Saat itu waktu menunjukkan pukul 12an siang, dan keberangkatan bus ke Singapore pada pukul 3 siang. Kami segera menitip tas lalu lanjut mencari bus Panorama menuju Stadtyus. Tempat ini mirip dengan Putrajaya Sentral, bus-bus bersusun di koridornya yang sudah tertulis nomor dan tujuan. Tidak susah mencari bus ke Stadtyus karena dari jauh sudah akan terlihat antrian panjang untuk menaiki bus, berbeda dengan bus lain yang didepannya cukup lengang.

Jalan-jalan di Melaka cukup padat dihiasi dengan rumah-rumah dan gedung-gedung bergaya kuno. Disini juga terlihat banyak hotel dan penginapan. Mengingat waktu yang kami punya hanya setengah jam disini, setiba di Stadtyus kami menyebar untuk berkeliling masing-masing. Bagiku, tempat ini sangat menarik dan enak untuk dinikmati. Mungkin perlu waktu satu atau dua hari baru akan puas berada disini. Aku bertekad bahwa suatu hari nanti aku akan kembali dan bermalam disini.
Here is Stadtyus

Kayak di Belanda yah
Peace..
Tia in action
Setelah setengah jam berkeliling, kami kembali ke tempat awal kami turun untuk menunggu bus yang akan membawa kami kembali ke Melaka Sentral.
Santai menunggu bis pulang ke Melaka Central
Setiba di Melaka Sentral, Kami berpencar lagi, Kak Tuti dan Mutia sholat sedang aku dan Kak Aulia pergi membeli tiket ke Singapur, Alhamdulillah tiket yang tersisa untuk keberangkatan ke Singapur pukul 3 masih cukup untuk kami berempat. Waktu yang sempit menyebabkan aku tidak sempat untuk sholat di sana. Pukul 3 teng bus pun berangkat. Pada perjalanan kali ini aku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Karena aku tidak sempat untuk sholat di Melaka Sentral tadi, aku terpaksa sholat di dalam bis. Sebelumnya aku tidak pernah melakukan hal seperti ini, untungnya aku selalu membawa panduan sholat lengkap jika bepergian dan kak Tuti juga memberikan beberapa penjelasan mengenai itu.

Ketika aku mulai mengangkat takbir, aku merasakan haru yang luar biasa. Aku berusaha keras menahan tangis namun rasa itu semakin menjadi, dan air mata itu pun mengalir tak terbendung. Sore itu aku mendapat pelajaran yang sangat berarti yaitu bahwa aku jangan menyianyiakan waktu yang aku miliki untuk beribadah tanpa ada gangguan.

Sekitar pukul 7 malam kami tiba di Golden Mile Complex Singapore. Malam itu rencananya kami akan pergi ke Garden By The Bay, tapi sebelumnya kami sholat dan makan dulu. Secara kebetulan kami menemukan Masjid Sultan yang berada di Arab St. Sebelum berangkat, mesjid ini sangat direkomendasikan oleh teman yang berada di Singapore. Benar saja ketika selesai sholat kami bertemu beberapa teman dari Indonesia dan menanyakan beberapa hal mengenai hostel murah dan tempat makan halal di sini.

Setelah makanj di restoran padang yang ada di dekat masjid, kami lanjut ke MRT Nicoll Highway menuju GBTB. Kalo kamu ke Singapore, yang satu ini jangan sampai terlewat, menikmati indahnya Supertrees dengan kerlip lampu warna warninya.
Kayak di film-film yah..

Penampakan Singapore flyer saat malam

Bagus kan?

Ini baru namanya "ngegembel", hahaha..
Pukul 11 malam kami kembali ke Arab St. untuk istirahat dipenginapan kami yang berdekatan dengan Masjid Sultan.

Rincian biaya hari ke 4 :


Rincian biaya h4 di Malaysian dan Singapore

Kamis, 09 Oktober 2014

Independence Day Run 2014

Independence day run.. lomba lari rame-rame yang aku ikuti bulan kemarin, mungkin akan mengubah sedikit kebiasaan dalam hidupku. Walo tidak menang, tidak dapat medali maupun doorprize, tapi aku sudah dapat pengalaman yang sangat berharga yang sangat pantas untuk dikenang.

Latihan hari pertamaku adalah hari jum’at dengan rute dari tempat kos ku ke luar ke arah kiri. Untuk permulaan, hari itu aku hanya mendapatkan 2 km.

Latihan hari ke 2 ke arah bundaran Pemda Tanah Laut. Sekitar 4 km bolak balik dari tempat kos ku. Sambil lari aku berbelok ke kantor BKD Tanah Laut untuk melihat pengumuman tentang penerimaan CPNS tahun 2014.
"Anda belum beruntung" hahaha..

"Mumpung kantornya masih sepi, boleh dong" @BKD Tanah Laut
Latihan hari ke 3 masih dengan rute yang sama, yaitu ke arah bundaran Pemda Tanah Laut.
Depan KPU Tanah Laut
Latihan hari ke 4 ketika aku berada di Semarang. Kali ini aku mengambil rute ke arah kiri dari hotel tempat ku menginap yang persis berada di sebelah Kantor Walikota Semarang, yaitu menuju Lawang Sewu dan Tugu Muda.
Nongkrong di Tugu Muda dg background Lawang Sewu
Latihan hari ke 5 masih di Semarang yaitu ke arah kanan menuju Kota Lama.
Jembatan kota lama
Hari H yang ditunggu akhirnya tiba. Subuh-subuh aku minta diantar ke Istana Merdeka. Tiba di Istana, suasana sudah sangat ramai. Ketika aku mencari-cari arah garis start, aku bertemu dan berkenalan dengan Ibu Tari dan Jeki, aku mengajak mereka bareng.

Pukul 6.15 wib Bapak Presiden dan Wapres beserta keluarga yang diikuti juga para Menteri turun ke halaman Istana Negara untuk mengikuti upacara bendera.
Ribuan pelari 8 K memadati garis start
Pukul 06.00 wib Presdien Susilo Bambang Yudhoyono melepas  Pelari 17 K, lima menit kemudian disusul dengan Pelari 8 K.
Suasana pelepanan pelari 8 K oleh Presiden SBY
Riuh gemuruh ribuan pelari memenuhi suasana pagi itu di sekitar Istana. Sejauh mata memandang di depan dan di belakang, yang terlihat hanyalah para pelari berpakaian merah dan putih. Aku ikut berlari diantara ribuan pelari berpakaian putih. Diantara sekian banyak pelari, sesekali terlihat pelari yang berkostum unik.

Rute untuk 8 K dari Istana menuju Sarinah terus ke Dukuh Atas berputar di Cheze Plaza melewati BNI, HI dan Indosat sampai ke Monas.

Untuk 17 K, rutenya adalah Sarinah, Dukuh Atas, Cheze Plaza, Atmajaya, Menara Sudirman, Al Ahzar berputar menuju seberang Masjid Al Ahzar, Tugu Pemuda, Senayan Golf, Semanggi, BNI, Plaza UOB, HI, Indosat dan Monas.

Air minum disediakan di Indocement, Sebrang Masjid Al Ahzar dan Plaza UOB. Titik Guyur berada di titik Menara Sudirman dan Senayan Golf. Sedangkan pos kesehatan disediakan di Chese Plaza, Atmajaya dan Senayan Golf.

Tak berapa lama sebagian Pelari sudah balik arah. Karena khusus waktu itu jalanan ibukota di bersihkan dari kendaraan bermotor, maka aku sempatkan juga untuk berfoto di bundaran HI. Haahaa.. kapan lagi?
"Kapan lagi?, hehe.." @Bundaran HI
Jujur, aku tidak menyelesaikan lari sesuai rute, ini lebih dikarenakan mood ku yang kurang oke ditambah aku tidak sarapan subuh itu membuat ku takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan denganku.

Sampai di Lapangan Monas, aku bertemu lagi dengan bu Tari. Beliau menunggu persis di belakang garis finish. Kami duduk-duduk santai sambil memperhatikan kerumunan Pelari yang mengantri mengambil medali bagi 10.00 Pelari pertama untuk kategori 8K. Tiba-tiba langit bergemuruh, ternyata ada atraksi pesawat tempur dari TNI AU.
Foto bareng bu Tari
Kali ini aku tidak merasakan capek seperti ketika latihan. Ya iyalah karena setiap latihan aku melakukannya sungguh-sungguh, sedang pas hari H, aku hanya lari-lari kecil yang diselingi dengan jalan santai.

Ketika asyik-asyik berfoto dengan bu Tari, tiba-tiba seorang cewek menghampiri kami, menawarkan diri untuk mengambilkan foto kami berdua. Akhirnya kami bergantian untuk saling menjepret, hehe.. jadilah kami kemana-mana bareng, Oia namanya Nungki. Sambil menunggu Jeki yang belum datang, aku dan Nungki berfoto bersama pelari berkostum unik.
"Ga ribet mas?"
Setelah kami bertemu Jeki, kamipun ikut mengantri untuk mendapatkan pisang dan air mineral. Sambil makan pisang, kami melihat atraksi para Penerjun Payung yang memenuhi lapangan Monas. Kami juga menyempatkan berfoto di depan Tank Leopard.
Bu Tari, Nungki, Jeki dan aku
Tank Leopard
Setelah puas melihat-lihat, waktunya untuk pulang. Dan kami berpisah didepan panggung. Nungki menawarkan diri untuk mengantarku pulang. Ada yang lucu disini, ketika Aku dan Nungki menerobos pagar Monas. Untukku, meyusup diantara pagar sempit itu lumayan gampang, tapi tidak bagi Nungki , dia nyangkut di pagar cukup lama. Andai saja Baterai kameraku ga habis, pasti akan ku abadikan kejadian itu, ahahaha... Maaf ya ki J.

HBD dan Maju terus Indonesiaku :)