Bukit Teletubies,
begitu sekarang orang-orang menyebutnya. Nama sebenarnya dari bukit ini adalah
Gunung Rimpi. Gunung ini terletak di Desa Tampang, Kecamatan Pelaihari Kabupaten
Tanah Laut. Letaknya yang tepat dipinggir jalan membuat tempat ini semakin
cepat terkenal karena kerumunan diatas gunung membuat penasaran orang-orang
yang melintas dibawahnya. Akupun baru tahu tentang kehebohan bukit ini sejak
pertengan Desember 2014 lalu. Hanya saja tibanya musim hujan dan kesibukan
akhir tahun membuatku tidak punya kesempatan untuk kesana diawal kehebohannya,
haha.. Baru Jum’at kemarin 23 Januari 2015 aku bisa kesana ditemani oleh kak
Tuti.
Hari itu cukup cerah
sehingga paginya sudah kami jadwalkan untuk pergi kesana seusai jum’atan. Jarak
dari tempat tinggal kami ke Bukit Teletubis hanya 4 km, karena itu, kami hanya
menghabiskan waktu 10 menit untuk sampai disana. Suasana dibawah sepi, semoga
saja hari itu orang-orang malas pergi kesana. Dan aku sangat berharap semoga
tidak bertemu dengan teman-teman yang lain. Malu kan, tinggal disini tapi
ikut-ikutan heboh seperti mereka yang tinggal diluar kota.
|
Penampakan dari bawah. "Naik aja susah gimana bawa helm?" |
Setelah memarkir
motor dikaki bukit, kami langsung mendaki. Ternyata cukup sulit pemirsa, gunung
ini memiliki sudut lebih dari 45 derajat. Tidak adanya semacam tangga, pijakan
yang berundak, pegangan atopun tali yang di bentang membuat para pendaki cukup
kelelahan dan beresiko jatuh. Aku saja sempat berkeringat tapi tidak terlalu
capek sih. Ini masih ¼ nya capek ketika mendaki 272 anak tangga di Batu Caves. Ada
pemandangan yang aneh disini, dengan kemiringan yang super curam ini, aku heran
kok ada sepeda motor yang bisa sampai diatas?
|
Tuh motornya,, herman saya...??? |
Sampai dipertengahan
bukit, kami beristirahat dan mengambil beberapa foto. Kebetulan juga dipuncak
masih penuh dengan sekawanan adik-adik muda.
|
Bukit Teletubies Pelaihari |
Setelah mereka
turun, kami mulai melanjutkan pendakian ke puncak. Pemandangan dipuncak sungguh
amazing, pas banget buat bersantai. Sayang, anginnya terlalu kencang dan
udaranya dingin. Mungkin ga cocok juga ya buat piknik.
|
Kak Tuti di puncak nih. Sayang masih terlihat sampah yg dtinggalkan sembarangan. |
Ketika rombongan lain
mulai naik ke puncak, kami putuskan untuk turun. Turun pun tidak jauh beda
dengan ketika naik, harus ekstra hati-hati karena disini tidak ada alat bantu
satu pun. Semua bergantung pada diri sendiri untuk menyeimbangkan badan.
Pulang dari Bukit Teletubies,
Kak Aulia mengajak kami untuk makan di RM Fadlan yang terletak di PTP. Aku baru
pertama kali kesana, namun sudah jatuh cinta dengan tempat itu. Bagaimana
tidak, aku sangat merindukan suasana seperti ini. Bisa naik jukung di tempat
yang tenang dengan pemandangan yang menyejukkan mata.
|
Nice view from RM Padlan |
|
RM Padlan PTP Pelaihari |
Kak Tuti mengulur
tali jukung, tak mau melewatkan kesempatan emas ini, segera saja kuikuti melepas
tali diujung yang lain. Kali ini pun tidak ada alat bantu keselamatan. Walo aku
ga bisa berenang, tapi Kak Tuti kan bisa, paling tidak jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan, Kak Tuti dan orang-orang yang sedang makan bisa langsung
menyelematkanku.
|
Kayuh maaang... |
Kak Tuti mengayuh
jukung dengan santai. Aku teringat masa-masa kecilku dulu. Aku sering diajak
kakek naik jukung mencari ikan, ato naik jukung bersama ibuku di sawah.
Benar-benar indah. Sekarang naik jukung diair yang tenang benar-benar sebuah
kemewahan buatku.
|
Enjoy this momment |
Hari yang
menyenangkan ditutup dengan makan sore di tepi danau yang indah. Puwaaaas
banget deh hari ini. “Mendaki gunung
lewati lembah” kata Ninja Hatori. Ternyata alam Tanah Laut cukup indah ya J
Related Posts on
Jalan-jalan
,
Pelaihari
,
Story
,
Trip
0 komentar :
Posting Komentar