"Ngambang", hehe..
Kamis, 14 Nopember 2013
Aku
yang baru saja minggu kemarin mengalami pengalaman buruk pas mau landing di
Bandara Adi Sucipto Jogjakarta, hari itu harus naik pesawat lagi ke Bangkok, bahkan
untuk dua kali penerbangan dihari yang sama. Parahnya lagi, ini merupakan penerbangan
pertamaku dengan durasi lebih dari satu setengah jam. Aku belum pernah ke luar
negeri dan ini pengalaman pertama buatku. Semua kukerjakan sendiri, dari mulai bikin
paspor, browsing all about Bangkok, pesan tiket dan booking penginapan. Bagiku,
yang terpenting adalah ijin dan kepercayaan dari ortu. Aku yang selalu pede
dengan kemampuan pribadiku, kali ini akan bertualang lagi, Horeee.. Btw, aku
pergi ga sendiri loh. Ada teman yang ikut dalam petualanganku kali ini, Namanya
Dwi ^^.
Prinsipku
sederhana, asal masih bisa komunikasi bahkan pake bahasa Tarzan sekalipun,
fokus pada solusi, dan percaya pada Dzat Yang Maha Memiliki kita, maka
Insyaallah semua akan lancar.
Penerbangan
Surabaya-Bangkok ditempuh dalam waktu kurang lebih empat jam. Kupejamkan mata
berusaha untuk tidur. Lumayan juga, lebih separo waktu perjalanan kuhabiskan
dengan memejamkan mata. Sesekali kusempatkan melirik Dwi yang terlihat selalu
asyik mengamati keluar jendela menikmati perjalanan pertamanya. Aku sengaja
menyerahkan tempat dudukku, karena aku juga pernah berada diposisi dia, pengalaman
pertama naik pesawat. Dan mungkin harapan sebagian besar dari kita sama, yaitu
duduk disamping jendela ^^.
Setelah
tiga jam lebih perjalanan, akhirnya Dwi membangunkanku. Seneng banget deh untuk
pertama kali melihat daratan Bangkok, daratan lain selain Indonesia dan
berhasil membuatku lupa sama ketakutanku yang tadi, hehehe..
Pukul
5.15 pm waktu setempat, pesawat kami mendarat di bandara Suvarnabhumi, Bangkok.
Serasa tidak percaya, tapi itu benar-benar nyata. Aku sudah tiba di Bangkok,
saat yang sangat aku tunggu-tunggu selama empat bulan terakhir.
Ini
nih foto kita pas udah di dalam bandara.
Oia,
kita ketemu kenalan baru diruang tunggu bandara Juanda Surabaya. Dia tuh yang bantu
motoin kita berdua. Namanya Winnis.
Nah,
ini dia Winnis
Barengan
dengan Winnis kami mencari tempat untuk menyerahkan kartu imigrasi yang dibagi
dan diisi ketika masih didalam pesawat. Tidak terlalu susah, tinggal ikuti saja
arah orang berjalan dan ikuti arah petunjuk yang ada. Setelah melalui bagian
imigrasi, persis didepannya ada stand bagian informasi, nah disitu kita bisa minta
peta kota Bangkok. Kami minta dua. Satu untuk aku dan Dwi, satu lagi untuk
Winnis.
Petualangan
selanjutnya adalah mencari stasiun ARL City Line. Asal kamu selalu
memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada, Insyaallah kamu tidak akan nyasar.
Ada
dua alternatif untuk menuju ke penginapan kami yang berada di Sukhumvit 97,
tepatnya di dekat stasiun BTS Bang Chak. Pertama dari City Line Suvarnabhumi
turun di Phaya Thai, lalu naik BTS dari Phaya Thai ke Bang Chak, atau lewat
jalur yang lebih pendek, namun harus ganti tiga kali alat transportasi yaitu
City Line, MRT dan BTS . Kupikir, karena ini hari pertama kami di Bangkok,
tidak ada salahnya jika langsung mencoba ketiga moda transportasi utama itu,
supaya besok-besok tidak canggung lagi.
Dwi juga setuju untuk mencoba ketiganya malam itu. Maka dari Stasiun Suvarnabhumi
kami turun di Makkasan. Nah karena ini pengalaman pertama, kami bingung mencari
dimana tempat untuk membeli tiket MRT. Setelah beberapa kali bertanya, ternyata
stasiun MRT ada diluar dari stasiun Makkasan. Harus diingat bahwa untuk stasiun
interchange atau pergantian kereta, stasiun berikutnya pasti ada diluar,
setelah kita melewati pintu keluar dari stasiun kereta yang baru saja kita
naiki.
Lumayan
jauh berjalan kaki dari Stasiun City Line Makkasan ke Stasiun MRT Phetchaburi.
Tapi mengingat ini hari pertama menginjakkan kaki di Bangkok, aku tetap
semangat, padahal sejak siang belum ada makanan apapun yang masuk dalam
perutku.
Turun
dari MRT Sukhumvit, kami langsung mengikuti petunjuk exit. Baru setelah berada
diluar kami mencari petunjuk menuju Stasiun BTS Asok. Tiba di Stasiun Asok, aku
mulai merasa capek, kebetulan ada kursi dipojok, pas banget buat istirahat
sebentar sambil makan roti, perbekalan yang sudah kami siapkan untuk keperluan
urgency, hahaha.
Asyik
juga nongkrong disitu, sambil menikmati malam pertama di Bangkok.
Pastinya
foto-foto juga, hehe..
Posenya
ga heboh-heboh amat, maklumlah masih dalam perjalanan yang belum ketemu
ujungnya.
Melihat
pemandangan dari atas stasiun BTS, agak ngeri juga sebenarnya. Bangkok adalah
kota besar yang mirip dengan Jakarta, padat dengan mobilitas tinggi. Pemandangan
dihadapanku dipenuhi dengan gemerlap lampu gedung-gedung pencakar langit,
dibawah hilir mudik kendaraan terlihat sesak. Namun aku merasa aman karena kami
hanya keluar masuk stasiun dan turun naik kereta.
Dari
BTS Asok kami berhenti di Stasiun BTS Bang Chak. Saat itu aku baru menyatakan bahwa
inilah petualangan sebenarnya. Menginjak langsung tanahnya dan bertemu langsung
dengan penduduknya. Turun dari Stasiun Bang Chak langsung terlihat petunjuk
jalan ke Sukhumvit 97.
Mengingat
belum makan sejak siang, kami tidak langsung menuju jalan itu, melainkan berjalan
lurus menyusuri warung-warung di pinggiran, melihat-lihat mencari makanan yang
bisa kami makan malam itu. Namun sejauh kaki melangkah, tak ada satupun makanan
yang kami yakini halal untuk dimakan. Kami hanya membeli air mineral di seven
eleven terdekat.
Daripada
salah makan kayak di film “Hello Stranger”, mending makan roti lagi, he. Kami pun
balik arah menuju Sukhumvit 97. Berjalan terus tanpa tau arah dan tujuan.
Sempat sekali nanya, tapi yang ditanya malah ga tau. Bukan ga tau tempatnya,
tapi ga tau harus berbuat dan berbicara seperti apa menghadapi turis. Cieee…
kita jadi turis loh disana, hehe.
Ketika
berjalan tidak berapa jauh dari si Bapak-bapak tadi, tiba-tiba hujan turun. Tak
ada tempat yang nyaman untuk berteduh, aku nekat ngajak Dwi merapat di teras
sebuah hotel. Malam pertama yang harusnya senang berubah jadi malam yang
menyedihkan, karena setelah kami mendapatkan tempat berteduh, listrikpun padam
diiringi angin dan kilatan petir silih berganti. Lengkap lah sudah, hahaha. Tapi,
tetap harus sabar dong ya ^_^. Aku
selalu enjoy jika sedang dalam perjalanan sendiri yang kuartikan sebagai sebuah
permainan petualangan.
Kurang
lebih satu jam kami berteduh sampai akhirnya intensitas hujan agak berkurang. Aku
putuskan untuk melanjutkan perjalanan menyusuri gang tersebut. Menurutku,
kalopun sampai ujung gang ternyata tidak ada Romanche Sukhumvit nama hotel
tempat kami menginap, kami tinggal balik arah mencari ke gang lain atau kalo
tidak mau susah-susah jalan, tinggal tanya aja. Pasti ada yang tau kok.
Benar
saja, hanya sekitar sepuluh meter berjalan, terlihatlah hotel Romanche
Sukhumvit. Lega deh. Pas diantar ke kamar, wow, lantai delapan dan dilorong itu
terkesan hanya kamar kami yang ada penghuninya. Wah.. jadi harap-harap cemas,
teringat cerita seorang teman yang ke Bangkok tahun lalu. Semoga kamarnya ga
horror. Pas dibuka, jeng.. jeng..
kekhawatiranku seketika menguap. Alhamdulillah kamarnya bersih dan
bagus. Seneng lagi.. hehe.
Bersih-bersih,
makan-makan,, waktunya tidur dengan senyuman. Senyuman manis karena telah
sampai diujung petualangan hari pertama.
Kamis, 14 Nopember 2013
-
City Line (ARL) Suvarnabhumi-Makassan (2 org) 70 Baht
-
MRT Petchaburi-Sukhumvit (2 org) 32 Baht
-
BTS Asok-Bang Chak (2 org) 82
Baht
-
Air mineral di 7 Eleven (2 Botol) 14 Baht
Total
pengeluaran hari pertama 198 Baht
0 komentar :
Posting Komentar