Pages

Assalamualaikum... Selamat datang di duniaku, enjoy my blog

Kamis, 18 Desember 2014

JJ Denpasar part 2

Hari ke 3 diklat tidak diisi dengan belajar. Khusus hari ini semua peserta dimanjakan dengan jalan-jalan dan shopping dengan rute Pasar Seni Sukawati, Joger, Krisna, Pura Uluwatu, GWK dan ditutup dengan dinner di Jimbaran.

Di pasar Sukawati aku menemani seorang teman untuk mencari oleh-oleh. Aku sendiri malas jika bepergian harus mikirin oleh-oleh, menuh-menuhin koper, berat plus ribet, dan malu juga kebanyakan tentengan. Hihi..
bersama belanjaan masing-masing :D

1 jam keliling Sukawati, perjalanan lanjut ke Joger, temanya masih sama, belanja :D.

Disini aku beli beberapa potong baju titipan teman sekantor. Nah kalo dititipin, mau ga mau, hukumnya sunat mendekati wajib. Tapi yang nitip juga kira-kira dong ya, yang dititipin aja ga belanja, masa repot-repot nambah bawaan yang ternyata cuma titipan? Belum lagi bingungnya pas nyari ato milih-milih, selera orang kan beda-beda.

Dari Joger kami menyebrang jalan untuk makan siang di Wong Solo, katanya ini restoran teraman karena yang punya dan semua karyawan wajib muslim. Selesai makan kami melaksanakan sholat zuhur dan ashar jamak qasar berjamaah. Alhamdulillah lega, dan perjalanan pun berlanjut menuju Krisna. Bagi yang oleh-olehnya belum lengkap, bisa mencarinya disini.

Dari Krisna, perjalanan kami menuju makin ke selatan, yaitu ke Pura Uluwatu. Sebenarnya aku sudah lumayan capek, tapi karena sudah sampai, tanggung juga jika tidak ikut turun dan menikmati suasana di pura seindah ini. Sebelum masuk, setiap pengunjung lokal maupun internasional wajib mengenakan selendang yang sudah disediakan di pintu masuk. Banyak turis asing juga datang kesini. Kami segera berbaur dan berlomba mengabadikan moment perjalanan kami disini.
Ada Bu  Irma tuh di belakang
Aku, Bu Ramlah dan Bu Raida bergantian saling memoto. Terkadang juga ku gunakan timer agar bisa berfoto bersama. Memang canggih dan membantu banget kameraku ini. Pertama kali kupakai ketika aku pergi ke Bangkok tahun lalu. Banyak sudah hasil jepretaannya yang menjadi koleksi di folder fotoku. Komen positif pun sudah sering kudengar dari mereka yang melihat ato membantu mengambilkan foto. Kecil, mungil, simple namun sangat berguna. Kalo orang Malaysia bilang “comel”, dan sepertinya kamera ini sudah jadi bawaan wajib ke dua ku setelah hp.
Boleh lah ya :)
Di Uluwatu banyak monyet-monyet yang menjadi tontonan bagi turis-turis asing. Mereka bergerombol menyaksikan monyet-monyet yang sedang makan maupun bercengkrama. Aku berkeliling saja mencari pemandangan lain untuk dilihat daripada hanya sekedar melihat monyet, di Pulau Kembang juga banyak kok yang kayak gitu, wkwkwkkk…

Ketika teman-teman mulai berjalan menuju pintu keluar, akupun segera mengikuti. Kami bersiap melanjutkan perjalanan menuju GWK.

GWK yang merupakan kepanjangan dari Garuda Wisnu Kencana adalah sebuah patung besar yang berada di atas gunung kapur, terbuat dari gunung kapur yang dipangkas dan dipahat membentuk patung burung Garuda dan patung Dewa Wisnu yang sedang naik diatasnya.
Ini baru patung Dewa Wisnunya
Area ini sangat luas, patungnya pun berukuran sangat besar. Saat ini patung GWK yang direncanakan belum selesai pengerjaannya. Antara patung Dewa Wisnu dan patung Garuda masih terpisah jauh. Entah bagaimana caranya nanti untuk memindahkan patung Dewa Wisnu yang super besar itu ke atas patung burung Garuda. Yang pasti jika sudah selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar didunia dan mengalahkan patung Liberty.
Foto bareng di depan patung Burung Garuda
Sampai disini belum selesai perjalanan kami, masih ada satu tujuan lagi, yaitu Jimbaran. Horeee.. menuju destinasi terakhir.

Waktu menunjukkan pukul 6 kurang ketika bus kami berhenti di sebuah rumah makan. Kami masuk, melewati jejeran meja dan kursi, terus berjalan menuju pinggir pantai yang sudah mulai ramai dengan pengunjung. Kami segera duduk 
di tempat yang sudah disediakan, berfoto-foto sambil memandangi mereka yang bermain air dipinggir pantai dengan background sunset yang indah. Beginilah suasana di Bali kalo magrib tiba, tidak ada yang berubah. Orang-orang tetap cuek main dan jalan-jalan.
Suasana Jimbaran sore hari
Ngikut gaya Bu Irma nih

Usai makan, badan sudah sangat lelah, mata mulai mengantuk. Untunglah ini destinasi terakhir, waktunya untuk pulang dan istirahat.
Udah malem
Sampai hotel, bukannya langsung tidur seperti harapanku, aku malah membuka laptop untuk mengerjakan tugas yang akan dipersentasikan besok, plus nangis-nangis bombay nontonin video dari Bu Nen. Bu Irma aja sampai bingung :D.

+++

Hari terakhir diklat diisi dengan persentasi dan diskusi. Kelompok pertama maju dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Jujur aku merasa bingung dengan hasil persentasinya. Kok beda dengan apa yang aku tangkap selama beberapa hari ini? Pas waktunya diskusi, benar saja, ternyata tidak hanya aku seorang yang merasakan itu. Anggota kelompok lain pun sama.

Akhirnya dari pagi sampai siang kami hanya membahas hasil kerja 1 kelompok tanpa ada waktu untuk membahas hasil kerja kelompok lain. Untungnya pak narasumber memberikan no hp dan alamat emailnya agar kami tetap bisa berkonsultasi jika nanti mendapat kesulitan setelah pulang ke Tanah Laut.

Ditengah-tengah diskusi, ibu-ibu sudah membahas jadwal sore dan malam harinya. Sedang aku dan beberapa teman lain memutuskan menyewa motor untuk jalan-jalan ke objek wisata terdekat.

Karena masih ada oleh-oleh yang kurang, sore itu bu Ramlah mengajakku untuk pergi lagi ke Krisna. Malamnya kami jalan ke Legian, liat bu le dan pak le keluyuran. Jujur aku merasa tidak tenang berada disini. Aku merasa salah tempat. Tidak sepatutnya aku berada disini. Ingin sekali segera pulang, namun teman-teman masih betah nongkrong dan berfoto-foto di depan Monumen Bom Bali.
Maksa banget fotonya, hahaha..
Ketika ada teman yang pulang, kamipun ikut pulang. Biar lambat asal selamat, itulah semboyan kami malam itu disaat gerimis menemani perjalanan pulang kami ke hotel.

0 komentar :